PENTING !

Harry Benjamin's Syndrome sesuai dengan peraturan standar internasional, harus dinyatakan oleh 2 orang psikiater atau 1 orang psikiater dengan 1 orang dokter. Tidak ada Jalan Pintas dalam berjalan dengan Harry Benjamin's Syndrome. Untuk bergabung dengan Support Grup dan mengetahui para ahli-ahli medis yang kami rekomendasikan, anda dapat menghubungi kami lewat Email : HBS.Indonesia@gmail.com.
Tampilkan postingan dengan label Tanya-Jawab. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tanya-Jawab. Tampilkan semua postingan

Minggu, 22 April 2012

Pertanyaan-Pertanyaan Seputar Harry Benjamin's Syndrome (3)

10. Tanya: Salah seorang teman pernah bercerita bahwa ada psikiater dan tokoh gerakan LGBT yang bilang begini, “Kalau seseorang sudah bertubuh jantan, berkromosom 46 XY dan mencintai seorang perempuan, kenapa pula dia harus susah-payah “operasi kelamin” toh mereka bisa menikah dan memiliki anak tanpa operasi tersebut? Atau, kenapa dia “tidak jadi LESBIAN/ GAY” saja?”

Jawab: Pernyataan dan pertanyaan mereka mengasumsikan bahwa individu bertubuh jantan dan berkromosom 46 XY adalah selalu seseorang yang Identitas Gendernya laki-laki dan/atau tidak mengalami Anomali Otak yang menyebabkan Harry Benjamin’s Syndrome. Inilah dua kekeliruan terbesar yang dilakukan kebanyakan orang, yaitu: berasumsi/menduga-duga dan mencampur-adukkan hal-hal yang berbeda. Jadi, masalahnya tidak terletak pada si penyandang HBS melainkan pada pola pikir (paradigma) serta logika si psikiater dan si tokoh LGBT yang terbalik-balik.

Sekali lagi perlu ditegaskan bahwa Identitas Gender berbeda dengan Orientasi Seksual (baca juga: The Yogyakarta Principles), dan perkara Anomali Otak juga bukan perkara Orientasi Seksual. Kasus yang Anda sampaikan adalah kasus kekeliruan persepsi dari psikiater dan tokoh LGBT tersebut, yang berasumsi dan mencampur-adukkan Identitas Gender dan/atau Anomali Otak para penderita HBS dengan Orientasi Seksual. Operasi penegasan kelamin dijalani BUKANLAH semata-mata agar penderita HBS bisa berhubungan seks ataupun mencintai orang yang ia taksir. BUKAN itu.

Ia butuh operasi karena operasi merupakan PRASYARAT UTAMA untuk HIDUP agar ia dapat eksis sebagai dirinya, supaya jiwa-raganya utuh/sinkron sehingga ia sehat mental serta dapat melanjutkan hidup dengan peran gendernya –BUKAN untuk tujuan-tujuan lain di luar itu. Dengan kata lain, bagi seorang penderita HBS, operasi menyangkut perkara HIDUP-MATI –bukan gaya hidup ataupun mode.

Operasi Penegasan Kelamin bagi penderita HBS merupakan hal yang sangat penting karena menjadi jembatan yang mewadahi “nyawa” bagi keberadaan/eksistensinya,

Terkait pertanyaan lanjutannya (“Kenapa dia “tidak jadi” LESBIAN/GAY saja?”), tentulah mustahil bagi seseorang yang Identitas Gendernya perempuan –meskipun tubuhnya jantan– diminta menjadi gay karena Identitas Gender gay adalah laki-laki, Dan mustahil pula bagi seorang perempuan non-genetik heteroseks untuk menikah dengan seorang perempuan lainnya karena dia bukan lesbian.

Female to Male dan Male to Female itu Identitas Gender. Dia bisa dan berhak untuk jatuh cinta pada siapapun. Seorang FtM dan MtF bisa dan berhak untuk jatuh cinta pada perempuan, pria, transgender, transeksual maupun pada seseorang yang tidak mau identifikasikan gendernya. 

Siapapun tidak berhak berkata "Ngapain melakukan proses transisi FtM, cukup jadi Lesbian saja!" terlebih jika ini terucap dari seorang tokoh aktifis gerakan LGBTIQ di Indonesia.





INGAT: Hindari jalan pintas dalam berjalan dengan Harry Benjamin's Syndrome, sebuah proses yang memang tidak mudah. Hubungi kami jika ingin bergabung dengan Support Grup

Senin, 23 Januari 2012

Pertanyaan-Pertanyaan Seputar Harry Benjamin's Syndrome (2)

        6. Tanya: Sebetulnya, apakah kondisi Harry Benjamin’s Syndrome (HBS) itu? Saya merasa sangat tidak nyaman dan jengkel karena banyak orang selalu mengatai saya adalah seorang homoseks/lesbian padahal saya bukanlah apa yang mereka tuduhkan. Ini betul-betul membuat saya marah dan frustrasi.

      Jawab:  Dulu (dan bahkan hingga sekarang), kondisi Harry Benjamin’s Syndrome/HBS  lebih banyak  dikenal orang sebagai kondisi “Transseksual”. Secara tidak tepat, kalangan medis-klinis-psikiatris menggunakan DSM 1V/ICD-10 (yang dikeluarkan oleh Asosiasi Psikolog Amerika [APA = the American Psychological Association] serta digunakan secara internasional) sebagai acuan dan menyebut kondisi transseksual dengan istilah “Gender Identity Disorder (GID).” Bahkan, di Indonesia, kebanyakan dokter jiwa dan psikolog masih menggunakan acuan DSM III yang menyebutnya dengan “Gender Dysphoria.” Sementara itu, lebih ironis lagi, Departemen Sosial dan sebagian dokter malah menyebut kondisi ini sebagai “penyakit mental.”

 Kembali kepada istilah Harry Benjamin’s Syndrome, nama Harry Benjamin diambil dari nama Dokter Harry Benjamin (1885–1986), dokter yang pertama kali  memelopori, meneliti dan menangani kasus Transseksual, yang pertamakali memperkenalkan istilah Transseksual (1954) serta menerbitkan buku The Transsexual Phenomenon (1966).  

 Kondisi HBS sesungguhnya adalah kondisi Anomali Otak di mana terjadi ketidak-sinkronan antara volume sub-bagian tengah dari “the bed nucleus of the stria terminalis”/BSTc (bagian otak yang sangat penting dalam pembentukan perilaku seksual manusia) dengan ketubuhan/fisik seseorang. Ukuran BSTc tidak dipengaruhi oleh hormon seks ataupun kromosom seks, dan BSTc ini juga tidak terpengaruh oleh orientasi seks. Seorang perempuan yang terlahir dengan kondisi HBS (MtF = Male-to-Female) mempunyai ukuran BSTc yang sama atau hampir sama dengan ukuran BSTc perempuan berkromosom 46 XX. Sebaliknya, ukuran BSTc seorang laki-laki dengan HBS (FtM = Female-to-Male) sama atau hampir sama dengan ukuran BSTc lelaki berkromosom 46 XY. [J.N. Zhou, L.J.G. Gooren, M.A. Hofman, Dick F. Swaab. A Sex Difference in the Human Brain and Its Relation to Transsexuality. NATURE, 378: 68-70. 1995.]

7. Tanya: Lalu, apa bedanya HBS dengan homoseksual/lesbian?

Selasa, 10 Januari 2012

Pertanyaan-Pertanyaan Seputar Harry Benjamin's Syndrome (1)

 1. Tanya: Saya bingung dan sangat menderita, apakah saya laki-laki atau perempuan? Tubuh saya memiliki ciri-ciri tubuh lelaki/perempuan tetapi saya yakin sejak kecil bahwa saya adalah perempuan/laki-laki. Jadi, sebetulnya saya ini laki-laki atau perempuan?

          Jawab: Kemungkinan besar Anda adalah seseorang yang dilahirkan dengan kondisi transseksual atau yang saat ini disebut Harry Benjamin’s Syndrome.






2. Tanya: Bagaimana caranya agar saya tahu bahwa saya mengidap Harry Benjamin’s Syndrome?


  Jawab: Pertama-tama, Anda harus datang dan berkonsultasi kepada seorang psikiater untuk memastikan apakah kondisi Anda adalah Harry Benjamin’s Syndrome atau bukan. Psikiater akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menggali lebih dalam tentang apa yang Anda alami. 

3. Tanya: Apakah saya gila sehingga harus datang dan berkonsultasi kepada psikiater? Setahu saya, psikiater adalah dokter ahli jiwa yang menangani pasien-pasien sakit jiwa.

Jawab: Jangan khawatir, Anda waras dan baik-baik saja. Konsultasi dengan psikiater dibutuhkan justru untuk melihat apakah Anda mengidap Schyzophrenia (kegilaan) dan/atau gangguan mental lain yang lebih ringan seperti psikosis dan neurosis; ataukah Anda sebetulnya mengalami kondisi Harry Benjamin’s Syndrome.